Manajemen Diri dan Waktu

by - Februari 15, 2016


Sumber gambar : https://myfitriblog.wordpress.com/2014/07/24/waktu-seperti-pedang/

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Di sini ada yang pernah nonton film In Time nggak? Kalau ada yang nggak tau saran saya nonton deh. Di film itu digambarin betapa berharganya arti sebuah waktu. Saya agak-agak lupa sih ceritanya intinya sih di masa depan nanti gen penuaan akan dimatikan. Jadi orang akan berhenti menua ketika usianya menginjak 25 tahun. Tapi sebagai gantinya mereka harus membayar waktu yang mereka dapatkan untuk bisa bertahan hidup. Waktu di sini berfungsi sebagai mata uang dan alat pembayaran. Mau belanja bayarnya pake waktu bahkan naik bus juga bayarnya pake waktu.

Karena waktu berfungsi sebagai mata uang dan alat pembayaran, waktu di sini bisa dicuri dan dirampas dari orang lain lho ! Orang kaya bisa hidup selamanya dan tanpa waktu yang terbatas sementara orang miskin dari hari ke hari hanya bisa mencoba bertahan dan bergulat dengan sisa waktu yang terasa semakin menghimpit.

Rasulullah seringkali mengingatkan kita tentang pentingnya waktu. Bahkan Rasulullah membenci orang yang suka menyia-nyiakan waktu, Dalam Al-Qur'an juga Allah sering bersumpah dengan nama waktu. Demi waktu ashar, demi waktu Dhuha, demi waktu fajar. Pernah nggak kalian bertanya-tanya kenapa sih Allah seringkali bersumpah atas nama waktu?

Hmm kalau menurut saya sih kenapa Allah seringkali menjadikan waktu sebagai sumpah karena Allah ingin menekankan bahwa waktu adalah hal yang sangat penting. Siapa saja yang tidak menghabiskan waktu dengan bijak pasti dia akan celaka. Bahkan Allah "menjatuhkan vonis" bahwa manusia itu senantiasa berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh.
Dalam surah Al-Ashr Allah menggariskan bahwa manusia hanya berada dalam 2 kondisi. Kalau tidak merugi ya untung. 

Sejatinya untuk menjadi pemenang seorang muslim dituntut untuk mengelola waktunya dengan baik. Sebab jika tidak dikelola dengan baik seorang muslim akan dijajah oleh hal-hal yang tidak produktif. Ujung-ujungnya kaum muslim menjadi umat yang tertinggal dan hanya menjadi penonton sejarah.
Masalah besar yang melanda umat muslim saat ini adalah mereka gemar MENYIA-NYIAKAN WAKTU untuk melakukan hal yang sia-sia dan berdosa. Waktunya tidak diisi dengan kebaikan dan ketaqwaan. Sebaliknya waktunya berlalu pergi tanpa meninggalkan jejak dan prestasi.

Kekalahan, kebodohan, kemiskinan sesungguhnya adalah buah dari penyia-nyiaan waktu. Rasulullah SAW bersabda :
"Tidak bergeser dua kaki seorang hamba nanti pada hari kiamat sampai Allah menanyakan kepada dia (tentang 4 perkara). Tentang umurnya, dihabiskan untuk apa? Tentang ilmunya, diamalkan atau tidak? Tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan ke mana dia menghabiskannya? Dan tentang tubuhnya, capek/lelahnya digunakan untuk apa?" (HR. Turmudzi)
"Sebaik-baik manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan baik amalannya, dan sejelek-jeleknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan jelek amalannya" (HR. Ahmad)
Masalah mengenai manajemen waktu itu sesungguhnya bukan berasal dari waktu itu sendiri tapi dari orangnya, dari personalnya. Waktu yang Allah karuniakan bagi setiap orang adalah sama 24 jam. Tidak lebih tidak pula kurang. Kita tidak bisa mengatur waktu kita sekehendak hati. Menambahkannya jika dibutuhkan dan menguranginya sesuka hati mana kala hari yang dilalui terasa berat. Kita tidak bisa "menyetir" waktu tapi kita bisa mengelola aktivitas kita dan mengelola diri kita sebagai pengguna waktu, pengisi ruang waktu.

Tantangan manajemen waktu dari masa ke masa adalah bagaimana kita bisa cerdas mengisi ruang waktu yang Allah berikan dengan amal-amal dan kerja-kerja yang terbaik, positif dan produktif. Orang cerdas akan mengisi ruang waktu dengan hal-hal yang dapat mengembangkan dirinya, memuliakannya, meninggikan derajatnya, mengasah keterampilan hidupnya, menambah ilmu serta pahala. Sebaliknya orang bodoh akan mengisi ruang waktunya dengan hal-hal yang menurutnya enak tetapi sesungguhnya itu menumpulkan potensinya, merendahkan derajatnya di sisi Allah dan manusia, menggalaukannya, menghampakannya, merugikannya dan menambah beban dosanya.

Seringkali waktu berlalu namun amal ibadah kita tak bertambah. Kita disibukkan dengan banyak mengobrol yang kurang bermanfaat, tidur, menonton berjam-jam, internetan berjam-jam, sibuk dengan urusan dunia sehingga meninggalkan ibadah bahkan mungkin kita telah mengisinya dengan maksiat kepada Allah.

Bila kita sukses dalam mengatur waktu kita Insya Allah kesuksesan akan dapat diraih. Sebab manajemen waktu erat kaitannya dengan produktivitas hidup. Dan produktivitas hidup akan mempengaruhi kualitas dan prestasi hidup. Tengoklah sejarah, bagaimana efektifnya Rasulullah mengelola waktunya sehingga dalam rentang waktu kurang lebih 23 tahun dakwahnya cahaya Islam telah menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia. Lihatlah Al-Fatih di usianya yang baru menapaki 21 tahun prestasinya meruntuhkan benteng Konstantinopel berhasil menggemparkan dunia.

Yuk kita sama-sama tata kembali diri dan waktu kita. Jangan sampai menyesal karena waktu yang Allah karuniakan kepada kita terbuang percuma bahkan sampai mencelakakan kita.

Ada sepenggal nasyid favorit saya dari Rabbani tentang waktu.

Rabbani - Masa
Masa ibarat nyawa bagi manusia
Mestilah diurus dengan bijaksana
Hargailah masa dengan sebaiknya
Supaya tidak rugi~~~

Renungilah masa yang telah berlalu
Ia tak akan boleh datang kembali
Ambillah i'tibar untuk diteladani
Agar terbentuk pribadi yang murni

Isilah masa jangan dipersiakan
Rancanglah dengan teliti dan berkesan
Ilmu dicari luaskan pengalaman
Ibadah dilupa jangan~~~

Perjalanan masa tak menunggu kita
Semakin lama usia bertambah tua
Bertuah kita jika dapat mencapai
Umur dan amalan seiring usia

Masa muda jangan ikut perasaan
Masa tua biasanya serba tak senang
Datang bermacam sakit yang tak diundang 
Mulakan ibadah dari sekarang~~~

Hidup dibina berlandaskan kebenaran
Semoga pulang dengan hati yang tenang
Masa di dunia hanyalah sementara 
Masa di akhirat kekal selamanya

Marilah tunaikan kewajiban kita
Pada yang Maha Esa

Masa tidak akan merugikan kita
Bila diatur dengan penuh sempurna
Seperti yang dituntun oleh agama
Hidup pasti kan sejahtera
Selamanya~~~

Tulisan dikutip dari Buletin Jumatan Masjid Agung Trans Studio Bandung Edisi 11 Jumat, 12 Ferbruari 2016 dengan pengubahan seperlunya

You May Also Like

2 komentar

  1. Bergizi sekali tulisannya.
    Renungan juga buat saya yg masih belum bisa optimal memanfaatkan waktu. Bahkan tidak jarang suka menyia-nyiakannya dengan penundaan-penundaan -_-
    Semoga kedepannya bisa memenej waktu lebih baik lagi, biar lebih berkah. Amiin.
    Btw, trimakasih juga rekomendasi filmnya. Jadi mau nonton, menarik sepertinya.

    BalasHapus

Kasih komentar dong biar nggak terlalu sepi hehe