No more UPK-phobia
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Apa reaksi kalian ketika mendengar kata UPK?
UPK-phobia?
Wah
dari namanya kok terdengar tidak keren ya? hehe
UPK-phobia adalah sebuah sindrom yang biasanya menjangkiti para
siswa/i SMK yang akan menempuh Ujian Praktik Keramat #eh Ujian Praktik Kejuruan
di tingkat akhir. Gejalanya ditandai dengan kepala pening, mata
berkunang-kunang, nausea, takikardia,
konstipasi, palpitasi, insomnia berkepanjangan, gangguan tidur, garuk-garuk
kepala sendiri (ya iyalah masa garukin kepala temen bisa ditimpuk ntar hehe),
resah, gelisah, kehilangan nafsu makan, berat badan turun drastis, berjalan
mondar-mandir, merenung sepanjang hari yang jika tidak ditangani lebih lanjut
akan berujung di RSJ hehe <--- mulai ngawur
Rasa khawatir, takut, tegang itu hal yang sangat wajar kok. Dulu
juga saya mengalaminya hehe. Saya pikir sangat wajar jika manusia memiliki rasa
takut akan hal-hal yang belum pernah dialaminya atau dilakukannya. Hal itu
karena manusia tidak memiliki kemampuan untuk memprediksi hal-hal yang akan
terjadi di masa yang akan datang dan tidak semua hal bisa dianalisis dan diprediksi
dengan tepat (kecuali orang mukmin, biasanya firasatnya benar karena ia ‘melihat’
dengan cahaya Allah) <-- beneran loh ada haditsnya
Tugas kita hanya berusaha selebihnya biarlah Sang Maha Menilai
yang menentukan hasilnya. Jika proses yang kita tempuh baik Insya Allah Dia
juga akan memberikan hasil yang baik juga bukan?
Back
to the business
Sebelumnya saya akan memaparkan penjelasan singkat mengenai UPK.
Mungkin bagi adik-adik SMK udah nggak asing lagi kali ya. Beneran udah tahu? Tapi
masih ngerasa asing? Wajar sih soalnya UPK itu ujian yang bener-bener ‘baru’ dan
jelas berbeda dari ujian-ujian yang pernah kita tempuh sebelumnya seperti UN
misalnya.
Ujian Praktik Kejuruan adalah ujian yang harus ditempuh siswa/i SMK
untuk mengukur sejauh mana kompetensi yang dikuasai sesuai jurusan yang
diambil. So ujian ini penting banget bagi siswa/i SMK. Dari tahun ke tahun
isu-isu yang berkembang di lingkungan sekolah selalu membuat anak-anak yang
akan menghadapi UPK tegang dan khawatir.
Entah karena pihak sekolah yang menakut-nakuti agar kita serius
belajar (semoga pihak sekolah nggak baca), cerita-cerita dan pemandangan kakak
kelas yang ketika keluar dari ruang
ujian selalu banjir air mata, atau suasana ujian yang dramatis atau
didramatisir hoho. Saat itu bayangan saya mengenai UPK begitu kabur. Memang
pihak sekolah sudah membekali pemahaman mengenai UPK dan situasi yang akan
dihadapi. Tapi tetap saja belum memberikan gambaran UPK yang seutuhnya. Justru
saat itu yang tergambar di benak saya mengenai UPK adalah ‘ujian pamungkas’
yang pintu keluarnya dijaga oleh penjaga-penjaga super duper killer yang hanya bisa
diterobos kalau kita punya tiketnya.
UPK tampaknya sudah menjadi momok yang menakutkan bagi siswa/i SMK.
Pasalnya UPK ini ‘ujian pamungkas’ yang menentukan ‘hidup dan matinya’ anak SMK
*lebay*. Tidak hanya itu bagi siswa/i farmasi UPK adalah tiket untuk meraih
STRTTK (Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian).
Apa gunanya STRTTK?
STRTTK ini berguna sebagai kelengkapan persyaratan bekerja sebagai
Asisten Apoteker. Perlu diketahui pengawas UPK ini bukan sembarang pengawas
karena pengawasnya bukan berasal dari sekolah yang bersangkutan dan tidak hanya
dari sekolah lain tapi ada Koordinator pengawas dari Dinkes. Kendati sekarang
SMK Farmasi berada di bawah naungan Dinas Pendidikan tapi pengawasnya tetap
dari Dinkes. Lho kok? Iya, karena farmasi sangat erat kaitannya dengan nyawa
manusia jadi ya pengawasnya harus yang berkompetensi di bidangnya dong (eh ini
menurut analisis saya saja ya)
Jadi sangat disarankan untuk serius dan tidak main-main.
Kenapa harus lulus UPK?
Saya yakin kalian pasti sudah tahu jawabannya tapi di sini saya
hanya ingin menguatkan kalian bahwa setiap orang bisa dan berhak lulus tanpa
terkecuali dan nggak ada alasan untuk gagal. Berikut alasan yang (semoga) bisa menguatkan
kalian untuk terus berjuang agar lulus UPK :
1. UPK itu bayarnya tidak murah adik-adik
Apa-apa yang ‘berbau’
kesehatan itu tidak murah. Mau jadi dokter aja biayanya ratusan juta, kuliahnya
bertahun-tahun, diktatnya tebal-tebal, praktikumnya aja buuuuuuanyak
buuuuuuanget. Umumnya profesi yang berkaitan dengan kesehatan itu memakan rupiah
yang tidak sedikit dan itu tidak hanya berlaku di kedokteran saja lho !
2.
Beban Mental
Banyak orang
ketika gagal mengalami depresi, frustasi dsb. Bayangkan jika kalian gagal dalam
UPK kalian akan menanggung beban mental yang cukup berat. Malu sama diri
sendiri, malu sama teman, malu sama guru dan orang yang paling terluka ketika mendengar
kabar kegagalan kalian adalah orang tua kalian. Masa sih kalian tega menyakiti
hati orang yang udah berkorban untuk kalian dan merelakan waktu istirahatnya
untuk mencari biaya sekolah dan memberikan uang saku kalian?
Orang tua mungkin
kecewa karena rupiah yang telah mereka gelontorkan tidak serta merta
mengantarkan kalian pada kesuksesan. Tapi mereka
lebih kecewa karena mereka ingin melihat anaknya sukses setidaknya dalam
prestasi akademik. Apa sih yang lebih membahagiakan peserta ujian selain
kelulusan? Apa hayoooo? Saya yakin hampir 100 % kalian akan memberikan jawaban
yang sama.
Orang tua ingin
melihat kalian lulus karena mereka tahu bahwa dengan lulus kalian akan lebih
bahagia.
3. Mengulang
Bangkit dari
kegagalan bukanlah hal yang mudah. Masa kita mau mengulang ujian bareng dengan
adik kelas kita? Sekali lagi itu bukan hal yang mudah. Harus mengulang dan
belajar hal yang sama untuk persiapan ujian tahun depan seringkali membuat kita
jenuh bahkan kehilangan motivasi.
UPK sebenernya nggak seserem kelihatannya kok asal kita mau belajar, berusaha dan berdoa Insya Allah kalian akan mendapatkan hasil yang baik juga. Ingat berharaplah hanya kepada-Nya niscaya kita takkan kecewa. Lulus atau gagal itu urusan Allah tetapi usaha kita yang menentukannya. Belajarlah menghadapi ketakutan kalian sendiri. Sesuatu kadang tampak mustahil ketika kita belum melakukan apa-apa tetapi ketika kita bersabar dan berusaha menjalani setiap langkahnya sesuatu yang mustahil itu semakin dekat dengan kita. Untuk tips dan trik agar lulus UPK tunggu di postingan selanjutnya yaaaa ^^
Semoga bermanfaat
Sukses UPK !
UPK HAJAR ! Pengawas BANTAI ! #eh
*bantai dengan prestasi kita maksudnya*
0 komentar
Kasih komentar dong biar nggak terlalu sepi hehe