Jalan Menuju Syurga

by - Juli 11, 2012

Sumber gambar : google
Ada kisah menarik tentang semangat dakwah, yang disampaikan oleh DR. Muhammad Ratib an-Nabulsy saat khutbah Jum'at tertanggal 2 Juli 2010. Sebuah kisah inspiratif terjadi di Amsterdam yang sangat menarik untuk disimak.

"Menjadi kebiasaan di hari Jum'at seorang Imam masjid dan anaknya yang berumur 11 tahun membagikan brosur di jalan-jalan dan keramaian, sebuah brosur dakwah yang berjudul "Thariiqun ilal jannah" (Jalan Menuju Syurga).

Ketika itu suasana diluar sangat dingin disertai dengan rintik-rintik hujan yang membuat orang malas untuk bepergian keluar. Si anak telah siap memakai pakaian tebal dan jas hujan untuk menghalau dinginnya udara lalu berkata kepada sang ayah,
"Saya sudah siap, Ayah "

"Siap untuk apa Nak?"

"Ayah, bukankah ini waktunya kita menyebarkan brosur 'Jalan Menuju Syurga'?"

"Udara diluar sangat dingin nak"

"Tapi Ayah meskipun udara sangat dingin, tetap saja ada orang yang berjalan menuju neraka !" "Saya tahan dengan udara diluar Ayah"

"Ayah jika diizinkan, saya ingin menyebarkan brosur ini sendirian"

Sang Ayah terdiam sejenak lalu berkata, "Baiklah pergilah dengan membawa beberapa brosur yang ada."

Anak itupun keluar menyusuri jalanan kota untuk membagikan brosur kepada orang yang dijumpainya dan mengunjungi rumah-rumah penduduk dari pintu ke pintu. Setelah dua jam berjalan brosur tinggal tersisa beberapa lembar saja. Jalanan mulai sepi dan ia tak menjumpai orang yang berlalu-lalang di jalanan. Ia pun mendatangi sebuah rumah untuk membagikan sisa brosur. Ia pencet tombol bel rumah. Hening tak ada jawaban. Ia pencet lagi dan tak ada yang keluar. Hampir saja ia pergi, namun seakan ada sesuatu yang menghalanginya. Untuk kesekian kalinya ia memencet bel dan mengetuk pintu lebih keras. Ia tunggu beberapa lama hingga pintu terbuka pelan. TIba-tiba muncullah seorang wanita tua dengan raut wajah yang menyiratkan kesedihan yang dalam. Wanita itu berkata, "Apa yang bisa dibantu anakku?"

Dengan wajah ceria dan senyum yang terulas dibibirnya si anak berkata, "Nek mohon maaf jika saya mengganggu Anda, saya hanya ingin mengatakan bahwa Allah mencintai Anda dan akan menjaga Anda. Saya membawa brosur dakwah untuk Anda menjelaskan bagaimana Anda mengenal Allah, apa yang seharusnya dilakukan manusia dan bagaimana cara memperoleh ridha-Nya." Anak itu menyerahkan brosurnya dan sebelum ia pergi wanita itu mengucapkan terima kasih.

Sepekan kemudian

Usai shalat Jum'at seperti biasa Imam masjid berdiri dan menyampaikan sedikit tausyiah lalu berkata, "Adakah di antara hadirin yang ingin bertanya atau ingin mengutarakan sesuatu?"
Di barisan belakang terdengar seorang wanita tua berkata, "Tak ada hadirin ini yang mengenaliku dan baru kali ini saya datang ke tempat ini. Sebelum Jum'at yang lalu saya belum menjadi seorang muslimah dan tidak berfikir untuk menjadi seperti ini sebelumnya. Sebulan yang lalu suamiku meninggal padahal ia satu-satunya orang yang kumiliki di dunia ini. Jum'at yang lalu saat udara dingin dan gerimis saya kalap karena saya merasa putus asa menghadapi hidup yang begitu berat . Saya mengambil tali dan kursi lalu saya membawanya ke kamar atas di rumahku. Saya ikat satu ujung tali di kayu atap. Saya berdiri di kursi lalu saya kalungkan ujung tali yang lain ke leher. Saya memutuskan untuk bunuh diri.

Tapi tiba-tiba terdengar suara bel rumah di lantai bawah. Saya menunggu sesaat, "Paling sebentar lagi pergi", batinku. Ternyata bel berdering kembali dan kuperhatikan ketukan pintu terdengar semakin keras. Saya lepas tali yang melingkar di leher dan saya turun untuk sekedar melihat siapa yang datang.

Saat kubuka pintu kulihat seorang anak berwajah ceria dengan senyuman malaikatnya. Ia mengucapkan kata-kata yang sangat menyentuh sanubariku, "Saya hanya ingin mengatakan, bahwa Allah mencintai Anda dan akan menjaga Anda." Kemudian anak itu menyodorkan brosur kepadaku yang berjudul, "Jalan Menuju Syurga."

Aku pun segera menutup pintu dan mulai membaca brosur. Setelah membacanya aku naik ke lantai atas melepaskan ikatan tali dan menyingkirkan kursi. Ya saya mantap untuk tidak akan melakukan hal bodoh lagi selamanya.
Anda tahu sekarang ini saya merasa sangat bahagia karena bisa mengenal Allah yang Esa, tiada ilah yang haq selain Dia.

Karena alamat markas dakwah tertera di brosur itu untuk itulah saya datang kesini sendirian untuk mengucapkan pujian kepada Allah kemudian berterima kasih kepada kalian khususnya 'malaikat' kecil yang telah mendatangiku di saat yang tepat. Mudah-mudahan itu menjadi sebab keselamatan saya dari kesengsaraan menuju kebahagiaan syurga yang abadi.

Mengalirlah air mata para jamaah yang hadir di masjid. Gemuruh takbir menggema di seantero ruangan. Sang Imam turun dari mimbarnya menuju shaf paling depan tempat dimana 'malaikat' kecilnya duduk. Sang ayah mendekap dan mencium anaknya diiringi tangisan haru. Allahu Akbar.

Lihatlah bagaimana antusias dan cara anak itu berdakwah. Berdakwah dengan apa pun yang kita mampu patut dijadikan teladan. Bisa jadi tanpa disadari cara dakwah yang sederhana yang kita lakukan ternyata membawa dampak yang luar biasa bahkan menjadi sebab turunnya hidayah bagi seseorang.
Ayo berdakwahlah semampu kita, sebisa kita, sekuat tenaga, sepenuh hati Insya Allah tidak akan ada yang sia-sia dan selalu Allah catatkan sebagai amal shalih yang akan memenuhi pundi-pundi pahala kita. Semangat dakwah bismillah Allahu Akbar !
Sumber : Majalah Ar-Risalah Vol XI No.11 Jumadil Akhir - Rajab 1433 H/Mei 2012

You May Also Like

0 komentar

Kasih komentar dong biar nggak terlalu sepi hehe