Keberkahan di Awal Pagi
Bismillahirrahmanirrahim
Beberapa hari ini saya memulai kebiasaan baru yaitu membuka hari dengan tilawah Al-Quran. Nggak tentu sih berapa lama durasinya atau halamannya yang penting saya baca Al-Quran di awal pagi sebelum beraktivitas. Padahal belum genap seminggu saya memulai tapi hari-hari saya terasa berbeda.
Kalau ada jadwal tahsin dan beberapa kegiatan lain yang agak padat, pagi hari itu kerasa banget gedebak-gedebuknya. Mandiin anak, nyuci & jemur baju, nyapu rumah, beres-beres dll. Kadang ada aja kegiatan yang jadinya nggak keburu atau kesiangan ngerjainnya misal nyuci baju & jemur agak siang padahal matahari sudah cukup terik di pagi hari alhasil jemuran nggak kering.
Sebagai ibu bayi yang lagi aktif-aktifnya saya dituntut untuk selalu waspada. Meleng sedikit adaaaa aja gebrakannya. Tepat 2 hari lalu anak saya jatuh dari kasur ketika saya tinggal beres-beres. Padahal di kasur dia sedang bersama ayahnya. BRAAAKKKK terdengar suara jatuh lalu disusul suara tangisan. Astaghfirullah anak saya sudah terjungkir dari kasur.
Jujur saya agak kesal dengan suami karena bisa-bisanya dia sedang bersama dengan anak tapi nggak sadar kalau anak terjatuh dari kasur. Suami menyangka kalau anak saya masih tidur jadi nggak lihat kalau dia jatuh. ((Nggak lihat katanya)).
Seketika saya langsung lari dan menggendong anak saya. Padahal di bawah kasur sengaja kami gelar kasur lantai qadarullah dia jatuh tepat di atas lantai keramik yang tidak beralaskan kasur itu. Memang penjagaan dan pengawasan manusia itu terbatas sedangkan pengawasan dan penjagaan Allah tidak terbatas. Sehati-hati apapun kita sebagai orang tua, kalau memang takdirnya anak harus jatuh ya jatuh.
Terkadang saya berpikir sebagai orang tua sangat tidak patut & tidak layak kita menyandarkan kekuatan pada diri yang lemah dan terbatas ini. Anak adalah amanah dari Allah yang harus betul-betul kita jaga. Tidak hanya dijaga tidak hanya fisiknya tapi juga akhlak dan jiwanya. Sungguh amanah yang tidak mudah dan berat pertanggungjawabannya. Ya Allah mampukan kami merawat dan mendidik anak-anak kami. Bantulah kami, bimbinglah kami untuk mendidik dan merawat kami agar tetap terjaga fitrahnya. Kalau bukan karena pertolonganmu niscaya kami tidak akan mampu menjaganya meski sekejap mata.
Back to the topic
Hari pertama saya memulai hari dengan tilawah saja terasa sekali perbedaannya. Saya merasa waktu terasa berkah dan panjang. Meski agak padat tapi Alhamdulillah biidznillah banyak pekerjaan yang selesai. Keesokan harinya saya juga merasakan hal yang sama hari terasa lapang bahkan saya sempat mengerjakan beberapa project desain dalam waktu singkat. Semua terasa wuuuuz wuuuz tiba-tiba selesai. Padahal sebelumnya saya sempat stuck tidak ada ide. Eh ini baru buka lembar kerja tangan tiba-tiba gerak sendiri. Masya Allah. Alhamdulillah bini'matihi tatimmus shalihaat.
Dalam hati saya termenung kalau membaca Al-Qur'an sedikit saja sudah amat terasa berkahnya apalagi banyak membaca Al-Quran ya? Itu baru membaca apalagi yang menghafal, mentadabburi dan mengamalkannya. Bayangkan seberkah dan sekualitas apa hidupnya jika hatinya diisi oleh cahaya Al-Qur'an?
Saya pernah mendengar ceramah seorang ustadz muslim hari ini yang dibaca sama, kitabnya sama, ayatnya sama, nabinya juga sama tapi kenapa hasilnya beda?
Jauh sekali kualitas umat Islam hari ini dengan para sahabat bak langit dan bumi. Jangankan dengan para sahabat dengan generasi kakek nenek kita saja sudah ketara sekali bedanya.
Kalau kata sahabat Umar, di zamanku sulit sekali menghafal Al-Qur'an tapi mudah mengamalkannya sedangkan di zaman setelahku mudah menghafal tapi sulit mengamalkannya. Sedangkan kita sudah sulit menghafal sulit pula mengamalkannya. Pantas keberkahan pergi jauh dari hidup kita.
Ya Allah hidupkan hati kami dengan Al-Qur'an. Istiqomahkan kami dalam membaca, mentadabburi dan mengamalkannya.
0 komentar
Kasih komentar dong biar nggak terlalu sepi hehe