Menunaikan Hak Ilmu

by - Februari 14, 2025

Bismillahirrahmanirrahim 

Beberapa hari lalu saya iseng ikut pelatihan sekaligus lomba menulis fabel. Jauh sebelum deadline, ide naskah sudah berkeliaran di kepala tapi saya tidak kunjung duduk menuntaskan naskah. Dasar prokrastinator sejati wkwk.

Naskah selesai saya tulis H- beberapa jam. Saya tahu harusnya ketika ide bermunculan sebaiknya dituliskan saja terlebih dahulu kemudian diperam beberapa hari baru setelahnya dibongkar dan disunting agar lebih matang. Berhubung saya menyelesaikan naskah dengan kekuatan the power of kepepet tentu saja saya tidak punya waktu untuk melakukan pemeraman itu wkwk.

Jujur fabel isn't my thing tapi berhubung saya sudah nyemplung biarlah basah sekalian. Sebagai ahlul e-course dan kelas (orang yang suka sekali belajar dari e-course dan kelas) sering kali saya terjebak dalam mode passive learning. Ikutan kelas ini itu tapi ujung-ujungnya nggak selesai atau nggak dipraktikkan. 

Namun kali ini saya berusaha memaksa diri untuk bertanggungjawab. No more new class/e-course unless apply/practice. Nggak ada kelas atau belajar hal baru sebelum menyelesaikan dan mempraktikkan ilmu yang baru dipelajari. 

Mungkin kita sudah familiar dengan ungkapan "Al-ilmu bilaa 'amalin kas syajari bilaa tsamarin". "Ilmu tanpa amal/praktek itu seperti pohon tanpa buah". Tidak akan ada perubahan berarti jika ilmu hanya mengendap di kepala tidak dijawantahkan dalam kehidupan. Di sisi lain saya selalu bergidik takut terkena laknat jika teringat hadits "من ازداد علما لم يزدد هدى لم يزداد من الله إلا بعد" yang bermakna "Barangsiapa yang bertambah ilmunya namun tidak bertambah petunjuk, niscaya tidak akan bertambah kecuali bertambah jauh dari Allah". 

Bertambah ilmu tapi semakin bertambah jauh dari Allah. Na'udzubillahi min syarri dzaalik. 

Sudah berapa banyak kelas, buku atau ilmu yang dipelajari tapi tidak dituntaskan? Sudah berapa banyak rupiah yang dikeluarkan? Sudah berapa banyak ikut workshop, webinar, e-book ini itu yang dibeli karena FOMO?

Seringkali saya lupa atau denial bahwa semua harta yang kita keluarkan itu akan dihisab? Hisab itu berlaku bukan hanya untuk makanan & pakaian saja tapi apa pun yang dibelanjakan termasuk buku, kelas-kelas yang menumpuk tidak dipraktikkan itu. 

Astaghfirullah 

Ya Allah ampuni kami, jauhkanlah kami dari menumpuk harta, bersikap israf dan tabdzir. Hisablah kami dengan hisab yang mudah ya Allah. 

Harta itu halalnya dihisab, haramnya diadzab kitu ceunah. Saya lupa atau barangkali lalai kalau di setiap ilmu yang kita dapat ada hak ilmu yang harus ditunaikan. Apa itu hak ilmu? Tentu saja diamalkan, dipraktikkan dan didakwahkan. Haknya ilmu adalah diamalkan, zakatnya ilmu adalah diajarkan. 


You May Also Like

0 komentar

Kasih komentar dong biar nggak terlalu sepi hehe