Kegelisahan Aldi
Bismilllahirrahmaanirrahiim
Aldi : Adik bungsu (7th)
Yusron : Adik pas di atasnya Aldi (13th)
Semalem pas saya lagi belajar buat UAS tiba-tiba saya dikagetin sama Aldi yang
asalnya udah tidur di kamar eh langsung kebangun sambil setengah berlari ngeloyor
gitu aja ke kamar mandi. Nggak lama setelah itu terdengar suara tangis. Masa
iya sih Aldi nangis pikirku, nangis kenapa pulak eh ternyata bener aja dia
nangis. Awalnya sih aku biasa aja soalnya Aldi emang kalau bangun tidur hampir
dipastikan selalu nangis. Paling juga nangis kayak biasanya tapi ternyata
nggak. Keluar dari kamar mandi dia langsung meraung-meraung gitu. “Huuuuu...huuuuuu...huuuuu
mas...mas... kura-kuranya mati” “Maaaaasss...maaassss kura-kuranya matiiiiiii
huuuuu...huuuuu...huuu” sambil lari ke kamar bangunin Yusron. Merasa tidurnya
terganggu sambil marah Yusron bilang “APA SIH ALDI? JANGAN NANGIS WAE ATUH,
UDAH MALEM TIDUR AJA SINI !”
A: “Maaaassss itu lihat kura-kuranya maaatiiii huaaa...huaaa...huaaa”
Y: “Udah atuh tidur aja. Masa gitu aja nangis. Besok beli tinggal beli lagi
aja atuh gampang” -__-
A: “Itu kura-kuranya tidur gitu mas?”
Y: “Iya tidur. Udah Aldinya tidur aja udah malem”
A: “Kura-kuranya tidur ya mas. Besok juga bangun kan ya mas?” (mulai
denial)
Nggak tau deh udah berapa kali Aldi bolak-balik ke kamar mandi buat mastiin
kura-kuranya masih hidup atau udah pergi ke dunia lain. Penasaran sama kondisi
terakhirnya si kura-kura aku iseng ngecek ke kamar mandi dan ternyata...
Aku sendiri juga nggak tau pasti itu kura-kura masih hidup atau nggak
hahaha tapi satu hal yang aku yakin kura-kura ini pasti nggak akan bertahan
lama. Cepat atau lambat pasti akan segera menemui ajalnya...
Kelihatannya sih masih hidup cuma udah nggak banyak gerak gitu.
***beberapa puluh menit kemudian***
Ke kamar mandi dulu ah sebelum tidur. Eh iya jadi kepikiran sama
kura-kuranya Aldi, iseng-iseng aku lihat lagi kan tuh kura-kura daaaan...
BAYANGIN KURA-KURA MALANG ITU UDAH NGAMBANG DI ATAS AIR DENGAN POSISI
TERBALIK ! Kalau diibaratkan manusia kura-kura ini kayaknya ibarat mayat
terapung-apung di permukaan laut. Hiiiiiiii....
Di situ saya jadi mikir padahal ‘cuma’ kura-kura aja yang mati tapi kok
Aldi nangisnya sampe segitunya ya. Kelihatan gelisaaah banget. Mondar-mandir
sampe nggak bisa tidur. Segitu berdukanya ya Aldi gara-gara ditinggal mati
kura-kura ‘kesayangannya’ (padahal dia aja suka lupa ngasih makan) -__-
Saya jadi inget dulu waktu masih kecil ibu saya sempet ngelarang buat
melihara hewan. Alasannya sebenernya simpel kasihan kalau nggak keurus nanti
malah mati. Sekarang saya baru sadar mungkin itu salah satu penyebab kenapa
sampai sekarang saya nggak pernah (awet) melihara apa-apa. Dosa kalau melihara
hewan tapi nggak diurus bener-bener gitu ultimatum ibu saya. Daripada dihantui
rasa bersalah gara-gara nggak becus ngurus hewan ya udah saya jadi nggak berani
aneh-aneh. Hewan peliharaan juga makhluk Allah kan? Gimana kalau nanti di
akhirat dimintai pertanggungjawabannya?
Pernah sekali waktu kecil saya miara anak ayam yang dicat warna-warni gitu nggak
nyampe sehari eh udah kabur entah kemana. Belum lagi kalau malam berisik banget
suaranya “Ciak...ciak...ciak...”. Lain waktu saya juga pernah melihara hamster
gara-gara terinspirasi sama kelucuan hamster di film kartun minggu “Hamtaro”. Hayooo
siapa yang pernah nonton ngakuuuu? Anak 90-an pasti tau deh kartun ini hahaha. Ngelihatin
hamster main-main, lari-lari di kandang rasanya seneeeeeng banget. Tapi semua
berubah ketika negara api menyerang hoho nggak ding. Jadi ceritanya pas saya lagi
main ke rumah sepupu sambil bawa hamster eh sepupu saya malah kepengen melihara
juga tapi maunya yang punya saya. Ya sudah dengan berat hati saya ikhlaskan
kebetulan saya juga lagi mau mudik jadi agak repot juga kalau harus bawa-bawa
kandang hamster ke kampung halaman. Daripada ditinggal mudik kan lebih baik
kalau diurus sepupu, paling tidak hamster nggak akan kesepian atau kekurangan
makan gitu kan?
Eh ndilalah hamster itu juga bernasib naas. Sekembalinya dari mudik ternyata
hamster itu juga nggak bertahan lama. Sempet kesel juga sih sama tuh sepupu. Bukannya
dirawat baik-baik eh malah akhirnya mati. Yak begitulah riwayat saya dalam
dunia perhewanan. Mungkin emang saya bukan tipikal orang yang cocok buat melihara
hewan. Nggak pernah hoki nih huehehe.
Balik lagi ke soal kegelisahan pasti setiap orang memiliki kegelisahan
masing-masing. Aldi gelisah dengan kura-kuranya. Orangtua gelisah dengan
anaknya. Guru gelisah dengan muridnya. Murid gelisah dengan PR-nya. Mahasiswa gelisah
dengan IP-nya. Karyawan gelisah dengan gaji dan bosnya. Pengusaha gelisah dengan
usahanya. Semua punya sesuatu hal yang menjadi sumber kegelisahannya.
Bagi sebagian orang kegelisahan bukanlah sesuatu hal yang menyenangkan. Tapi
justru seringkali kegelisahanlah yang membuat kita berkembang. Ketika gelisah
seseorang tentu berpikir untuk mengatasi kegelisahannya. Seseorang yang gelisah
karena tidak bisa melihat di malam hari akhirnya menemukan lampu. Dialah Thomas
Alva Edison. Kegelisahannya akan kegelapan mengantarkannya untuk menemukan cahaya
penerang yaitu bola lampu. Seseorang yang gelisah karena ingin berkomunikasi
dengan temannya yang terhalang oleh ruang dan waktu akhirnya menciptakan
pesawat telepon. Kegelisahan Alexander Graham Bell untuk menghubungi temannya
yang terpisah ribuan mil mendorongnya untuk menciptakan telepon. Kegelisahan seorang
pemuda demi membuktikan kebenaran janji Rasul untuk menaklukan benteng yang
berdiri tegar selama ribuan tahun di bawah kekaisaran Byzantium mengukirkan
nama Al-Fatih dalam sejarah sebagai pemuda sekaligus pemimpin pasukan terbaik
yang sukses meruntuhkan rantai kekuasaan Romawi Timur.
Kegelisahan itu membuat kita berkembang
Kegelisahan juga dapat menentukan apa yang menjadi orientasi dalam hidup
kita. Kegelisahan seseorang akan harta dan kariernya bisa jadi indikator bahwa
yang menjadi tujuan hidup orang tersebut adalah materi dan eksistensi diri.
Kegelisahan Al-Fatih akan penaklukan Konstantinopel menjadi indikasi bahwa
penaklukan Konstantinopel adalah tujuan hidupnya dalam rangka pembuktian janji
di jalan Allah.
Jadi bergelisah dan berkaryalah !
1 komentar
tanya bu..tapi maaf kalo agak oot.
BalasHapusKalo gelisahnya "geli-geli basah" itu bikin kita berkembang gak?
mohon pencerahannya. makasih.
Kasih komentar dong biar nggak terlalu sepi hehe