#JurnalRamadhan2 Dibalik Ramadhan Kita

by - Mei 07, 2019


Credit : http://www.infofotografi.com

Bismillaahirrahmaniirahiim

Tadi pas iseng buka Instagram, aku nggak sengaja baca IG-story masgun @kurniawan_gunadi. Isinya cukup mindblowing banget. Buat yang belum tau masgun ini penulis indie yang awal karirnya dimulai dengan menulis di tumblr. Yah bisa dibilang seleb-tumblr laaah hehe. 

Berawal dari tumblr akhirnya masgun berhasil menelurkan beberapa buku. Dan nggak hanya itu bahkan saat ini masgun juga menjajal industri penerbitan buku secara indie. Wah keren sih. Such amazing journey ! Salut lah hehe. 

Emang sih kalau diperhatiin masgun ini konsisteeeeeeeen banget nulisnya. Dulu waktu masih aktif nulis di tumblr, hampir tiap hari tulisannya beredar di timeline dan cukup banyak juga yang reblog dan like. Ya nggak heran lah ya tulisannya sering viral hehe.

Belakangan ini saya suka ngikutin tuh diskusinya di IG story. Mostly, tema-tema diskusi yang diangkat sih tentang marriage, family, life meskipun banyak juga sih tema lainnya. Intinya sih topik yang dibawain itu deep talk gitu lah which I love soo much haha. Iya aku tuh deep talk banget anaknya. Jadi kalau ada orang-orang yang bahas gosip seleb, gibahin orang atau hal nggak penting aku gampang kesel wkwk. Maapkan yak.

Back to the topic

Qadarullah pas tadi aku buka tuh masgun bahas tentang orang-orang yang 'merelakan waktu ibadahnya' untuk bekerja di bulan Ramadhan. Pernah nggak sih kita mikir kalau hari ini kita bisa dateng ke kajian dengan nyaman, tenang dan aman dibalik itu tuh ada mas mas gojek yang merelakan waktu tilawahnya demi mencari nafkah. 

Kalau kita hari ini bisa berbuka dan sahur dengan enak itu karena ada tukang jualan di pasar atau warteg yang tetap buka di waktu sahur. Kita pernah nggak sih ngebayangin gimana kalau kita berada di posisi mereka? Jangan-jangan dalam lubuk hati mereka juga mereka pengen bisa ibadah dengan tenang. Misal tarawih di Masjid, tahajud dan sahur bersama keluarga.

Bahkan ketika hari raya Idul Fitri kita bisa mudik lebaran dengan aman dan nyaman itu ada pengorbanan mereka. Ada supir bus yang kelelahan mengantarkan penumpang sampai ke tujuan, ada dokter dan perawat yang berjaga sampai malam, ada mbak-mbak kasir Alfa dan Indomaret yang di hari Idul Fitri pun tetap harus buka. Padahal boleh jadi mereka juga ingin bisa melaksanakan shalat Idul Fitri, merindukan berlebaran bersama keluarga, merayakan suka cita Idul Fitri bersama tapi demi melayani umat, melayani kita mereka merelakan itu semua.

Boleh jadi dibalik tilawah kita yang berjuz-juz, tarawih kita berpuluh-puluh rakaat itu ada pahala yang mengalir untuk mereka. Bahkan bisa jadi pahala mereka lebih banyak, manfaat mereka lebih besar karena telah memudahkan hidup orang banyak. Sementara tilawah kita kebaikannya hanya untuk kita, tahajud kita pahalannya hanya untuk kita. 

Di bulan yang suci ini yuk kita apresiasi mereka. Jangan cela mereka yang tidak bisa tarawih karena harus bekerja, tidak banyak tilawah karena harus mencari nafkah. Tahan diri kita dari mencela dan merasa lebih baik dari mereka.

Yuk berterima kasih kepada mereka. Pahlawan tanpa nama, pahlawan yang sudah berjasa memudahkan kita untuk beramal di bulan Ramadhan.


You May Also Like

0 komentar

Kasih komentar dong biar nggak terlalu sepi hehe