Generasi (yang Jauh) dari Produktif

by - April 23, 2024

 Bismillaahirrahmaanirrahiim

Beberapa hari ini saya sedang membaca buku Generasi Produktif karya Mas Ahmad Rifai Rif'an. Buat yang belum tahu Mas Rifa'i ini penulis yang sangat produktif. Beliau sudah menelurkan ratusan karya buku. Selain produktif menulis beliau juga cukup rajin mengisi kelas, workshop atau seminar tentang kepenulisan. Buku ini hadir sebagai pelengkap dari seri Generasi Emas. Jujur saya juga belum baca buku seri lainnya sih. Mungkin jika ada kesempatan saya akan membacanya.

Dunia kita hari ini eraaaat sekali rasanya dengan distraksi. Tingkat fokus kita rasanya jauuuuh berkurang dibandingkan dahulu. Era gadget dan sosmed memborbardir kita dengan ragam konten yang tiada habisnya. Kalau dulu orang masih bisa fokus duduk diam membaca sekian menit. Jangankan membaca buku hari ini rasanya mengonsumsi konten long form di Youtube berdurasi 20-30 menit saja kita sudah merasa jengah atau kepayahan. Eh atau itu saya aja ya?

Manusia modern abad ini tidak cukup tangguh bertarung menghadapi kebosanan. Kalau semenit aja nggak cek sosmed atau pegang HP rasanya ada sesuatu yang hilang gitu, mati kutu, mati gaya. Padahal berlatih menghadapi rasa bosan itu juga penting lho. Selain melatih fokus dalam jangka panjang, seseorang tidak akan menjadi ahli jika tidak menggeluti suatu bidang dalam jangka waktu yang lama. 

Seringkali saya terkagum-kagum sekaligus keheranan kok bisa ya ulama dulu seproduktif itu dalam menghasilkan karya tulis berupa kitab-kitab monumental. Terkadang 1 kitabnya saja sudah ribuan lembar, dan kitabnya ditulis berjilid-jilid. Ratusan bahkan ribuan tahun setelah ditulis masih banyak dikaji dan dibaca orang. Masya Allah betapa berkah waktunya dan karyanya yaa. Rasanya iri sekali saya. Bisa nggak ya saya juga bisa punya karya seperti itu. Karya-karya yang menjadi amal jariyah setelah kita tiada. Karya-karya yang menjadi perpanjangan umur kita. Karya yang menjadi umur kedua kita. Katanya selain anak, karya yang bermanfaat itu bisa menjadi umur kedua kita. Ah rasanya saya terlalu banyak berangan-angan. Bismillah mari kita wujudkan angan dan cita-cita itu dengan karya nyata agar kita tidak hanya menjadi generasi wacana yang hanya pandai bercita-cita namun juga mewujud dalam karya nyata. Generasi wacana itu semoga bukan kita !






You May Also Like

0 komentar

Kasih komentar dong biar nggak terlalu sepi hehe